SitusNoka | Review Android

0
(0)

Setelah itu mulailah berjalan dengan Ilmu Ikhlas berpikir positif atas ketentuan padaNya

Kajian Ilmu Ikhlas

Ikhlas itu… Ketika hasil tak sebanding antara usaha dan harapan,

tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan berkepanjangan.

Ikhlas itu… Ketika amal kita tidak bersambut apresiasi yang sebanding,

serta tak membuatmu urung bertanding.

Ikhlas itu… Ketika niat baik kita disambut berbagai prasangka,

kita tetap berjalan tanpa berpaling muka.

Bacaan terkait ;

Ikhlas itu… Ketika waktu sepi dan ramai, ukuran sedikit atau banyak,

menang atau kalah, kita tetap berjalan lurus dan terus melangkah pasti.

Ikhlas itu… ketika kita lebih mempertanyakan

  • Apa Amal dibanding apa posisi kita nanti,
  • Apa peranmu dibanding apa kedudukanmu,
  • Apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.

Ikhlas itu.. ketika ketersinggungan pribadi tak membuat kita keluar dari barisan dan merusak tatanan yang sudah ada.

Ikhlas itu… ketika posisi kita di atas, tak membuatmu jumawa, ketika posisi kita di bawah tak membuat tak bekerja.

Ikhlas itu… ketika ke khilaf mendorong kita minta maaf, ketika salah mendorong kita berbenah,

ketika ketinggalan mendorong kita mempercepat kecepatan,

serta Kita pantaskan diri terhadapNYA

Hakikat Ilmu Ikhlas

Apakah rasa ikhlas telah mengisi relung-relung hati kita dan

Adakah tanda-tanda keikhlasan yang bisa kita pakai untuk mengeceknya.

1. Ikhlaslah saat kita menerima banyak keterbatasan dan kekurangan

Orang yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan.

kita merasa belum maksimal dalam menjalankan segala kewajiban yang dibebankan Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Karena itu ia tidak pernah merasa ujub dengan setiap kebaikan yang dikerjakannya.

sedang mereka takut akan siksa dan murka Allah ‘Azza wa jalla?

Rasulullah saw. menjawab, “Bukan, wahai Putri Abu Bakar.

Mereka itu adalah orang-orang yang rajin shalat, berpuasa, dan sering bersedekah,

sementera mereka khawatir amal mereka tidak diterima.

2. Keikhlasan diri kita mengutamakan keridhaan Allah dari keridhaan manusia

Tidak sedikit manusia yang hidup di bawah bayang-bayang orang lain.

Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah, sungguh kita sangat beruntung.

Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa kita bermaksiat kepada Allah SWT.

Di sinilah keikhlasan kita harus Memilih keridhaan Allah swt. atau manusia yang menarik diri kita?

Pilihan kita seharusnya seperti pilihan Masyithoh si tukang sisir anak Fir’aun.

Ia lebih memilih keridhaan Allah daripada harus menyembah Fir’aun.

3. Keikhlasan diri kita lebih banyak Amal kebajikan

Orang yang tulus adalah orang yang tidak ingin amal perbuatannya diketahui orang lain.

Ibarat pohon, mereka lebih senang menjadi akar yang tertutup tanah tapi menghidupi keseluruhan pohon.

Ibarat rumah, mereka pondasi yang berkalang tanah namun menopang keseluruhan bangunan.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik, takwa, serta tidak dikenal.

Sekalipun mereka tidak ada, mereka tidak hilang dan sekalipun mereka ada, mereka tidak dikenal.

Hati mereka bagaikan pelita yang menerangi petunjuk. Mereka keluar dari segala tempat yang gelap gulita.” (Ibnu Majah dan Baihaqi)

4. Ikhlas saat kita cinta dan marah karena Allah

Adalah ke ikhlas saat kau menyatakan cinta dan benci, beri atau menolak,

ridha dan marah kepada seseorang atau sesuatu karena kecintaan kita kepada Allah dan

keinginan membela agamaNya, bukan untuk kepentingan pribadi.

Dan di antara mereka ada orang yang mencela tentang (pembagian) zakat. Jika mereka diberi sebagian daripadanya,

mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (At-Taubah: 58)

5. Keikhlasan hadir saat kita menunggu masa

  • Sepanjang hidup kita adalah ujian.
  • Ketegaran kita untuk menegakkan hukum di muka bumi walau tahu jalannya sangat jauh,
  • sementara hasilnya belum pasti dan kesulitan sudah di depan mata, amat sangat diuji.
  • Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu.

Seperti Nabi Nuh a.s. yang giat tanpa lelah selama 950 tahun berdakwah.

Seperti Umar bin Khaththab yang berkata, Sebab, ia berjuang bukan untuk Umar, bukan pula untuk komandan barunya Abu Ubaidah.

Khalid berjuang untuk mendapat ridha Allah Azza Wa Jalla ;

  • Jika ada seribu mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya.
  • Jika ada seratus mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya.
  • Jika ada sepuluh mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya.
  • Jika ada satu mujahid berjuang di medan juang, itulah aku!

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.