6. Keikhlasan hadir jika kita takut akan popularitas
Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata,
Sedikit sekali kita melihat orang yang tidak menyukai kedudukan dan jabatan.
Semua orang dapat menahan diri dari makanan, minuman, dan harta,
namun ia tidak sanggup menahan diri dari dahaganya kedudukan.
Bahkan, ia tidak segan-segan merebutnya meskipun harus menjegal kawan atau lawan.
Karena itu tak heran jika para ulama salaf banyak menulis buku tentang larangan mencintai popularitas, jabatan, apa lagi riya.
Fudhail bin Iyadh berkata,
Jika kita mampu untuk tidak dikenal oleh banyak orang, maka laksanakanlah.
- Kita tidak merugi sekiranya tidak terkenal, juga tidak merugi sekiranya tidak disanjung orang
- Janganlah gundah jika kita menjadi orang yang tercela di mata manusia, tetapi menjadi manusia terpuji dan menerima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. ini lebih utama
Meski demikian, ucapan para pemuka agama ini bukan menyeru agar kita mengasingkan diri dari khalayak ramai (uzlah).
Ucapan itu adalah percakapan agar kita dalam mengarungi kehidupan ini tidak terjebak pada jerat hawa nafsu ingin mendapat penghargaan manusia.
Nauzubillah minzalik
Apalagi, para nabi dan orang-orang saleh itu adalah orang-orang yang popular dan rendah hati
Yang dilarang adalah meminta nama kita dipopulerkan, meminta jabatan, dan sifat ujub pada kedudukan.